Usaha Penitipan Motor dan Mobil

Usaha Penitipan Motor 
dan Mobil 


            Seorang gadis hendak buru-buru pergi ke kantor dan 
berteriak, “Pak Rafik, motor saya titip ya, tolong taruh di 
tempat yang dingin supaya jangan kena sinar matahari.” 
Kemudian Pak Rafik membawa motor tersebut ke tempat yang 
teduh. Biasanya Pak Rafik memberikan sebuah nomor 
penitipan motor kepada pemiliknya sebagai bukti motor telah 
dititipkan. Akan tetapi, karena gadis itu sudah kenal Pak Rafik, 
maka nomor penitipan motor tak perlu diambil. 

          Penitipan motor dan mobil di berbagai tempat seperti itu 
layak dibuat usaha. Berbagai pihak ingin tahu bagaimana 
membuat usaha ini. Apakah resiko yang dihadapi dan 
bagaimana mengatasinya. 

         Usaha penitipan motor dan mobil adalah sebuah usaha di 
mana pemilik motor atau mobil memarkir kendaraannya 
beberapa waktu. Pemilik kendaraan tersebut akan membayar 
sebelum atau setelah motor atau mobil diambil. Lamanya 
mobil atau motor diparkir atau dititipkan tak mempunyai 
aturan, asalkan tidak bermalam dan paling lama diambil 
sebelum pukul 22.00. 

         Usaha seperti ini belakangan sangat dibutuhkan karena 
tak adanya transportasi dan tempat tinggal sampai ke tempat 
bekerja. Pada sisi lain, penggunaan kendaraan sendiri ke kantor 
memakan waktu lama, biaya sangat besar, dan kelelahan di 
perjalanan. Akibatnya, beberapa pihak menggunakan 
kendaraan sampai di tempat penitipan motor atau mobil, 
kemudian naik kendaraan umum atau omprengan ke tempat 
kerja. 

        Tindakan tersebut sering dilakukan orang untuk 
mengatasi persoalan sewa atau kosdi dekat kantor yang relatif 
mahal. Sedangkan sewa rumah di daerah pinggiran biasanya 
lebih murah. Di samping juga disebabkan perkembangan kota 
yang semakin cepat, tempat tinggal semakin jauh dari daerah 
perkantoran, serta buruknya sistemtransportasi atau bahkan tak 
tersedia. 

         Di negara-negara maju, usaha penitipan motor dan mobil 
tidak ada karena pemerintah menyediakan tempat parkir, dan 
pemilik memasukkan uang koin ke dalam mesin menghitung 
waktu untuk biayanya. Tempat parkir penitipan seperti ini 
sering dijumpai di dekat stasiun kereta api atau terminal bus. 

         Umumnya mereka suka tinggal di daerah pinggiran yang 
berhawa sejuk dan ke kantor dengan kereta api atau bus. 

         Sedangkan di sini, usaha penitipan motor dapat ditemukan di 
daerah stasiun kereta api Bekasi, Cikarang, Cibitung, dan 
sebagainya. Selain itu juga di dekat pemberhentian bus seperti 
pintu tol Pondok Gede, Bekasi Barat, dan Bekasi Timur.

         Umumnya usaha penitipan ini prospeknya bagus karena 
terdapat di kawasan yang dekat dengan stasiun kereta api dan 
terminal bus. Sedangkan untuk kawasan lain perlu perhatian 
khusus dan penjajakan mendalam agar menguntungkan. 

        Usaha ini hanya memerlukan manajemen sederhana, 
yaitu penyusunan motor dan mobil agar rapi, kendaraan mudah 
masuk dan keluar sehingga tidak merepotkan pengusaha 
maupun pemilik motor dan mobil. Ini harus disertai 
administrasi yang baik, yakni memberi penomoran motor atau 
mobil agar tidak terjadi kesalahan atau pemalsuan nomor 
sehingga kendaraan tidak hilang. 

         Resiko yang dihadapi pengusaha dalam menjalankan 
usaha penitipan motor dan mobil adalah adanya pihak yang 
memalsukan nomor penitipan sehingga kendaraan bisa diambil 
pihak lain. Pengusaha dapat mengatasi resiko ini, antara lain, 
dengan cara STNK dan kunci kendaraan tetap dipegang oleh 
pemilik, namun motor atau mobil dalam kondisi mudah 
dipindahkan. 

         Resiko lain yang dihadapi pengusaha adalah kebakaran 
yang membuat motor dan mobil bisa hangus karena kendaraan 
berisi bensin yang mudah terbakar api. Bila pengusaha berlaku 
jujur salah satu cara mengatasinya adalah dengan 
mengasuransikan kendaraan dan tempat usaha kepada 
perusahaan asuransi. Dengan  demikian, resiko tersebut 
ditanggung perusahaan asuransi. 

         Bila perusahaan asuransi melihat adanya keuntungan 
pada bisnis tersebut, mereka akan menanggung seluruh 
kerugiannya. Pengusaha juga dapat meminta pemilik motor dan 
mobil melakukan asuransi atas kerja sama pengusaha dengan 
perusahaan asuransi sehinggabiaya dapat lebih kecil. 

         Resiko lain yang mungkin timbul adalah motor belum 
diambil berhari-hari, padahal pembayaran penitipan sewa 
hanya sehari. Kondisi ini harus diantisipasi  karena bisa 
merepotkan pengusaha. 

         Biaya yang dikeluarkan pengusaha untuk menjalankan 
usaha adalah untuk pegawai yang bertugas menjaga, mengurusi 
kendaraan serta tempat usaha, dan sedikit administrasi nomor 
penitipan motor atau mobil. Biaya yang dikeluarkan untuk 
pegawai yang bekerja pada usaha ini sekitar Rp 750.000 
sampai Rp 1,5 juta per bulan, ditambah uang makan sekitar Rp 
10.000 per hari kerja. 

         Pengusaha harus menggunakan minimum dua pegawai. 
Bila pengusaha tidak ikut terjun langsung, maka diperlukan 
minimum tiga pegawai dan satu orang sebagai supervisor 
dengan gaji sedikit lebih tinggi daripada pekerja yang 
merapikan kendaraan. 

         Biaya untuk penomoran kendaraan tidak begitu besar, 
paling tinggi sekitar Rp 2 juta per tahun. Sedangkan biaya 
tempat usaha tergantung dari  luas tanah yang disewa dan 
perkiraan motor atau mobil yang akan dititipkan.

        Semakin luas tanah yang disewa, maka biayanyasemakin besar. 
Sewa tanah sekitar Rp 10 juta per tahun dengan luas sekitar 300 meter persegi. Biaya ini dapat semakin tinggi, tergantung dan kestrategisan lokasi tanah yang disewa. 


        Pengusaha juga perlu membuat atap panjang untuk motor 
supaya tidak kena hujan dan terik matahari. Biaya ini 
tergantung dari permanen atau tidaknya atap, yang bisa 
berbahan baku kayu atau besi.

     Jika pengusaha juga menyediakan rantai yang dikunci dengan tiang-tiang agar keamanan 
motor terjamin –kunci dipegang oleh pemilik motor– maka 
biaya pun bertambah. Perkiraan biaya untuk atap saja sekitar 
Rp 15 juta. 

         Pengusaha dapat menarik biaya penitipan sebesar Rp 
2.000 sampai Rp 3.000 per hari. Perkiraan motor yang dapat 
dijaga minimum 75 unit barulah pengusaha bisa balik modal. 

         Pengusaha juga membuat tarif tambahan bila jam titipan 
bertambah. Misalnya, pengusaha menetapkan waktu kerja 
mulai pukul 06.00 sampai pukul 20.00, maka sewa setelah jam 
tersebut bertambah sebesar Rp 500 per jam. Semua angka 
tersebut tergantung dari situasi yang dilihat pengusaha. 

         Antisipasi terhadap resiko sangat penting. Oleh karena 
itulah interaksi dengan penduduk  setempat perlu dilakukan 
agar tidak menjadi persoalan. Pengusaha jangan sungkan 
mengeluarkan biaya interaksi agar tidak merepotkan di 
kemudian hari. Selamat berinvestasi dan berusaha. (Adler 
Haymans) 

Cara Menulis Artikel Google Friendly 468x60 

 
Study Case 120 Juta Lebih Dari Affiliate Lokal 486x60 


  Passive Income Dari Bisnis Kursus Online 468x60 


  ASIN2YT 468x60 


  Si Tukang Tidur Main Adsense 468x60 

 

Seni Menjadi Pedagang Online 468x60 

  Strategi Traffic Web 250 x 250 


  Study Case 120 Juta Lebih Dari Affiliate Lokal 486x60 


  Tukang Tidur Main Youtube 468x60


  Ahli Negosiasi 468x60 


  Belajar Iklan Di Facebook 468x60

  Dapet Duit Dari Twitter 486x60

  Template Presentasi Skripsi Powerpoint

  Dewa VCC 468x60

  Ebook Agen Tiket Pesawat 486x60

  GoBlog Theme v.2.0 468x60

  Menghipnotis Itu Mudah 468x60

  Nube Warrior Affiliate Amazon Video Course Series 468x60

  Paket Minyak Cinta 468x60

  Profit SMS 468x60

  Tutorial Affiliate Click Bank (The Series) 468x60

  Video Monetize Ninja 468x60

  Workshop Adwords 468x60
LihatTutupKomentar
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog