MENGENAL BISNIS MONEY GAME
Oleh: Safir Senduk
Dikutip dari Tabloid NOVA No. 735/XIII
Beberapa dari kita mungkin pernah mendapat tawaran bisnis
money game. Dalam kenyataannya, bisnis ini sering kali
bagus bagi mereka yang barusaja bergabung, tapi tidak
bagus bagi mereka yang bergabung belakangan. Apa dan
bagaimana money game, bisa disimak di artikel berikut ini.
Bu Yeni sedang kebingungan. Pasalnya, seorang temannya baru
saja datang ke rumahnya dan menawarkan suatu bisnis baru yang
kelihatannya cukup menarik. Dengan sebuah kertas, temannya
menggambarkan bagaimana bisnis itu bisa berjalan.
Apa sih bisnisnya? "Ini MLM", kata temannya. Oke, MLM (multi level
marketing). Tapi kok di sini tidak ada produk yang dijual? Yang ada
adalah bahwa Bu Yeni diminta membayar sejumlah dana, setelah
itu, ia harus mencari dua orang untuk ia sponsori (dua orang itu
maksimal).
Nantinya, dengan bantuan Bu Yeni, kedua orang tersebut harus bisa
mensponsori dua orang lagi, dan seterusnya. Setelah sampai pada
level tertentu, Bu Yeni akan mendapatkan sejumlah uang, dan
"permainan" itu dianggap selesai. Kalau mau, Bu Yeni bisa ikut lagi
dengan mendaftar ulang dan mengulang lagi permainan itu.
Kelihatannya sih menarik. Ya, tawaran uangnya memang menarik.
Dan kelihatannya sampai kapan pun yang namanya uang memang
menarik. Tapi kalau nanti ada apa-apa bagaimana dong? Misalnya,
perusahaannya lari. Atau bisa juga bangkrut seperti Gee Cosmos
baru-baru ini.
Perlu diketahui bahwa bisnis yang hanya mengandalkan perekrutan
saja seperti itu (tanpa ada produk yang dijual) disebut Bisnis
Piramid. Kadang-kadang, bisnis piramid ini disebut juga Bisnis
Money Game.
Di Indonesia, bisnis ini lazim disebut Bisnis Penggandaan Uang.
Bagaimana sih ciri-ciri bisnis seperti itu?
1. Perusahaan yang mengadakan bisnis itu biasanya
mengatakan bahwa bisnisnya adalah bisnis MLM. Penggunaan
istilah MLM oleh perusahaan money game biasanya adalah
karena mereka tidak ingin bisnis orang jadi malas bergabung
jika mereka terang-terangan menyebut nama money game.
Karena itu mereka biasanya menyebut dirinya MLM, walaupun
nama mereka tidak tercantum dalam APLI (APLI adalah
singkatan dari Asosiasi Penjual Langsung Indonesia, sebuah
asosiasi yang salah satu fungsinya adalah menyaring mana
perusahaan yang betul-betul berbisnis penjualan langsung,
entah itu dengan menggunakan sistem MLM atau tidak).
Kalau nama mereka tercantum dalam APLI, pastilah mereka
merupakan Perusahaan MLM yang sejati. Itulah sebabnya,
kadang-kadang perusahaan money game seperti itu disebut
perusahaan money game yang berkedok MLM.
2. Anda akan diminta membayar sejumlah dana yang cukup
besar hanya untuk mendaftar saja. Jumlahnya bervariasi, tapi
minimal biasanya sekitar Rp 400 ribuan. Jumlah itu
sebetulnya bisa dianggap cukup besar, mengingat Perusahaan
MLM yang sejati biasanya hanya meminta biaya pendaftaran
yang besarnya biasanya tidak sampai Rp 150 ribuan (itu pun
tidak termasuk produk).
Rendahnya biaya pendaftaran pada perusahaan MLM adalah
agar semua orang bisa memiliki kesempatan yang sama
untuk bisa bergabung. Sedangkan pada perusahaan money
game, tingginya biaya pendaftaran yang diminta adalah
karena mereka harus membayar bonus penghasilan bagi
orang-orang di atas Anda yang sudah lebih dulu bergabung.
3. Pada Perusahaan MLM sejati, biaya pendaftaran biasanya
harus bisa dijangkau, karena bonus penghasilan yang akan
dibayarkan hanya akan dibebankan pada produk yang terjual
saja, bukan dari biaya pendaftaran.
4. Bisnis money game biasanya tidak memiliki produk untuk
dijual kepada konsumen. Padahal ini sebetulnya merupakan
faktor kunci dari sebuah bisnis MLM yang sejati. Karena
itulah, agar bisa terlihat sebagai sebuah MLM, beberapa
perusahaan money game biasanya lalu membuat produk
untuk bisa dijual.
Namun seringkali yang ada adalah bahwa
produk yang dijual tersebut memiliki kualitas dan mutu yang
biasa-biasa saja kalau tidak mau disebut asal-asalan.
Pada Perusahaan MLM, harus ada produk yang dijual (entah
itu berupa barang atau jasa), dan produk tersebut haruslah
memiliki kualitas yang cukup baik agar bisa bersaing di pasar.
Faktor produk ini sebetulnya juga merupakan faktor kunci dari
sebuah perusahaan untuk bisa disebut sebagai sebuah MLM
atau tidak. Kalau bisnis yang ditawarkan kepada Anda
tersebut tidak memiliki produk, atau mutu produknya asalasalan saja, jangan sebut itu sebagai bisnis MLM. Itu jelas money game.
5. Bisnis money game seringkali hanya menguntungkan orang
orang yang pertama bergabung. Sedangkan orang-orang
yang bergabung belakangan seringkali cuma ketiban pulung,
entah itu perusahaannya bangkrut,lari atau ditutup, atau
karena orang yang bergabung belakangan seringkali tidak
bisa memiliki penghasilan yanglebih besar daripada orang
yang bergabung lebih dulu.
Itulah sebabnya bisnis seperti ini juga disebut bisnis piramid.
Kalau di Perusahaan MLM sejati, walaupun Anda bergabung
belakangan, Anda bisa punya kesempatan untuk
mendapatkan penghasilan yang jauh lebih besar daripada
orang-orang di atas Anda yang sudah bergabung lebih dahulu.
Sekarang tinggal keputusan Anda apakah akan bergabung dengan
bisnis money game yang ditawarkan kepada Anda atau tidak. Mau
ikut pun tidak apa-apa karena di Indonesia belum ada undangundang yang mengatur tentang bisnis seperti itu. Hanya saja, risiko harus Anda tanggung sendiri.
Selamat memutuskan.
Template Presentasi Skripsi Powerpoint