Sistem Baru Kredit Motor
bercerita tentang sebuah sistem baru pembelian motor di
lingkungan kantornya.
Misalnya, untuk satu unit motor merk X, hanya perlu membayar DP
Rp. 5,000,000,- plus biaya administrasi Rp. 700,000,- untuk bisa
memiliki motor baru tersebut. [biasanya motor diterima dua minggu
dari penyerahan DP].
Selanjutnya, dua tahun kemudian, pembeli diwajibkan melunasi
sisanya sebesar Rp. 8,500,000 pas, bila tidak dibayar maka motor
ditarik kembali.
Jadi total harga motor = 5 jt + 700 rb + 8,5 jt = Rp 14,200,000,
dimana harga ini sama dengan harga beli motor secara tunai.
Apabila sistem ini dibandingkan dengan kredit yang menggunakan
jasa leasing selisihnya sekitar Rp 3,000,000,- an.
Sistem ini cukup menimbulkan pertanyaan baru seperti bagaimana
perhitungan keuntungannya? Jawaban yang masuk pun beragam.
Ada yang mengatakan kemungkinan yang bisa melakukan system
ini adalah koperasi pegawai dimana koperasi hanya mengambil
untung Rp. 700,000,- untuk biaya administrasi. Kemungkinan yang
lain adalah si penjual memang telah mendapatkan harga miring
(potongan harga) langsung dari dealer dan dibayar menggunakan
invoice.
Yang lain beranggapan sistem ini cukup menguntungkan bagi
penjual karena selisih untuk biaya administrasi ini bisa tertutup oleh
biaya bunga bank dan deposito. Ada yang memperkirakan
perhitungan keuntungan dari sistem tersebut menggunakan setoran
awal customer untuk perputaran modal pada perusahaan mereka,
hal yang cukup beresiko sebetulnya bagi para customer, apalagi bila
hal ini ditawarkan oleh usaha perorangan dan bukan kenalan dekat.
Salah satu anggota milis Dunia Wirausaha yang lain juga punya
cerita yang hampir sama, sayangnya berakhir kurang baik. Yaitu
sebuah koperasi yang juga menawarkan hal yang sama dan
berjalan lancar selama setahun. Tidak lama, pihak dealer menarik
semua sepeda motor karena belum melunasi cicilannya. Tentu saja,
para customer bingung karena mereka selama ini membayar cicilan
tidak pernah menunggak ke koperasi tapi sepeda motor tetap
ditarik dealer dengan alasan belum bayar cicilan selama dua-tiga
bulan terakhir. Ternyata, koperasi tersebut yang tidak
membayarkan cicilan ke dealer selama ini.
"You work this business twice. First between your ears,
then between your hours. And all that happens between
your hours is nothing more than a phtotgraph of what is
between your ears. "--David
Template Presentasi Skripsi Powerpoint